Minggu, 24 Januari 2016

SYAIR

kali ini saya akan mencoba memberikan sebuah syair, semoga bermanfaat



MAKNA KEHIDUPAN
memaknai kehidupan
bagai hidup dalam kegelapan
kenyang dengan hempasan cercaan
terserang oleh badai cobaan

kewajiban menghatui diri
seakan ku tak dapat lari
terkulai lemas di lantai
tak dapat kuasai diri

aku bagai sakit jiwa
menganggap semua hal sama
diriku bagai tak ku jaga
tapi tau hal yang dosa

cari jati diri siapa diriku ?
mengingat masa yang tlah lalu
coba tuk merubah hal itu
tapi semua tlah berlalu

masa lalu biarlah terkenang
tataplah masa depan yang cemerlang
walau terasa sulit memang
tapi kucoba tuk menang

akankah aku dapat kejayaan
membawa semangat kebahagiaan
ataukah hanya sebuah harapan
mungkin juga hanya bualan

tetapi apapun itu
inilah proses dariku
jaga diri jaga qolbu
menuju kehidupan yang lebih maju

ku akan buktikan pada semua
dengan kesuksesan di suatu masa
bawa kesejahteraan tuk semua
demi hidup akhirat / dunia
 
terima kasih sudah mengunjungi blog saya.  

Sabtu, 18 Januari 2014

Kisah Asal Mula Punakawan


Kisah Asal Mula Punakawan (Semar,Gareng,Petruk&Bagong)





Alkisah Ki Sunan Kalijaga dalam usahanya menyiarkan dan menyebarluaskan agama Islam di masyarakat Jawa membuat beberapa maha karya di antaranya adalah syair Lir ilir, juga konsep punakawan dalam dunia pewayangan.
Dalam seri purwa carita ini, saya akan khusus membahas tentang Konsep Punakawan. Keadaaan dan kondisi tatanan masyarakat Jawa di akhir abad 15 sedang dalam masa transisi. Saat itu agama Hindu adalah keyakinan yang utama di dalam masyarakat Jawa. Islam mulai menyebar di beberapa daerah pesisir pulau Jawa. Terutama di daerah-daerah pelabuhan dimana sering kali terjadi kontak dagang dengan pedagang asing. Ibaratnya, matahari sedang meredup, bulan sedang bersiap-siap memancarkan sinar malamnya.

Sementara itu, Majapahit yang perkasa dalam keadaan keruntuhan. Berat serta mahalnya ongkos perang saudara yang berkepanjangan antara Prabu Brawijaya penghabisan dan Penguasa Blambangan tampaknya sudah terlalu menguras segala sumber daya Majapahit. Di samping itu usaha-usaha para Wali dalam menyiarkan nafas islam di kalangan anggota keluarga Istana juga mulai menampakkan hasil yang nyata. Tak kurang putera dari selir Sang Prabu pun mengucapkan kalimat syahadat.

Saat itu Agama Islam bak seorang puteri yang sedang dalam usia kandungan menjelang melahirkan. Perlu banyak usaha serta upaya yang gigih dan tatag untuk dapat melahirkan si jabang bayi dengan mulus tanpa kehilangan sang Ibu dan si Jabang Bayi.
Atas desakan beberapa Wali senior, maka Sang Prabu Brawijaya Penghabisan mentahbiskan Raden Patah untuk menjalankan pemerintahan selanjutnya. Yang pada saatnya memindahkan pusat pemerintahan dari bumi Majapahit ke daerah pesisir Jawa bagian Tengah, yaitu Demak.

Salah satu upaya dalam menyebarluaskan ajaran Islam, Ki Sunan Kalijaga berkeyakinan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan masyarakat Jawa tidak perlu di ganti total. Perlu adanya berbagai kompromi untuk dapat menarik minat rakyat memahami, mengenal dan meyakini Islam.

Sebagai contoh, pertunjukan wayang. Dalam masyarakat hindu, wayang adalah suatu sarana pewartaan keyakinan dan usaha penyebarluasan nilai-nilai serta tata ajaran Hindu. Hampir semua tatanan masyarakat sangat menyukai pertunjukan wayang.

Guna menarik minat serta mewartakan tentang Islam, maka Ki Sunan Kalijaga memasukkan konsep Punakawan di setiap pekeliran. Sejatinya, pekeliran itu adalah Hindu, karena disitulah budaya, pekerti dan susila Hindu dihadirkan. Ki Sunan Kalijaga melengkapkannya dengan akal, akhlak dan adab Islam melalui sosok Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.

Semar dalam bahasa arab “ simar “, yang berarti paku. Hal ini bertujuan bahwa Islam diharapkan mampu memaku tajam dan kuat ditanah Nusantara ini. Tertanam kokoh di hati penganutnya. Tanpa ada keraguan yang menggayuti.

Petruk diambil dari kata “ fatruk “, atau dijabarkan dalam kalimat “ fatruk kullu man siwallahi “. Artinya meninggalkan segalanya kecuali Allah. Hanya Dia yang dituju dan diagungkan. Pemasrahan total kepada Sang Illahi.

Gareng, di bahasa Arabnya adalah “ qariin “ atau “ nala qariin “. Maknanya adalah mencari dan mendapatkan teman. Mungkin istilah islaminya adalah “ hablum minnannas “. Hakekatnya semua pemeluk agama islam adalah saudara seiman. Wajib dijaga tali silaturahmi antar sesama.

Bagong, sebagai anggota terakhir punakawan, berasal dari kata “ bagha “. Maknanya menolak, menyanggah atau melawan kelaliman atau kedholiman yang dilakukan oleh manusia yang mengaku beradab, berakhlak mulia tapi kenyataannya bertolak belakang dengan kenyataan.

Dengan adanya penciptaan tokoh-tokoh punakawan ini, maka pewartaan Islam di tatanan masyarakat Jawa menjadi lebih mengena dan membumi. Perlahan tapi pasti berbagai pengenalan akan islam kian menggema. Disamping disampaikan lewat pekeliran yang memang merupakan sarana hiburan rakyat, konsep Punakawan di sampaikan dengan karakter tokoh yang menghibur dan kocak tapi mengena. Sehingga penyebaran agama Islam lebih mudah diterima dan selanjutnya dicerna oleh rakyat Jawa.

Bhekti dumateng tiyang sepuh

 ini lho sob,, contoh artikel pidato berbakti kepada orang tua (dalam bahasa Jawa)
walaupun singkat,, semoga beranfaat.... :)
 

BHEKTI DUMATENG TIYANG SEPUH


Assalamu’alaikumWr. Wb.
             
           *Dewan juri ingkang kaula hurmati
*Saha rencang-rencang ingkang kaula tresnani

Mangga ing enjang menika kita sareng-sareng muji syukur wonten ing dalem Allah SWT.Ingkang sampun maringi dumateng kita sedaya kenikmatan arupi nikmat islam,iman lan kesehatan sehingga kita saget pinanggih wonten ing majlis ingkang mubarak menika.
Salawat saha salam tansah kita aturaken dumateng junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW. Mugi-mugi kita sedaya tansah pikantuk syafaatipun Amin…..

Hadirin igkang kaula hurmati,

Wonten ing mriki kaula badhe ngaturaken khitabah kanthijudul: ”Bhekti dumateng tiyang sepuh”
Milai lahir ngantos sakmenika kita tansah dididik lan diasuh dateng tiyangsepuh. Kita tansah dipundidik kanti tresna lan asih,pramila kita wajib ngabekti dateng tiangsepuh. Kados firmanipun gusti Allah wonten ing surat Al-isra’ ayat 23, inggih menika:

وقضى ربّك الاّتعبدالآّاياّه وبِاالوالدين احسنًا
Ingkang artasipun:
“lan gusti Allah sampun mrentahaken supados manungsa ampun nyembah dateng sanesipun gusti Allah lan supados ngabekti dumateng tiyangsepuh kanti saksae-saenipun.”
Kanti ayat meniko kito dipunperintahaken Allah SWT, supados ngabekti dumateng tiyangsepuh kekalih, Cara-caranipun ngabekti dumateng tiyang sepuh inggih menika:

-setunggal, tansah midangetaken nasihatipun,
-kapingkalih, dereaken sedaya utusanipun ingkang sae,
-kapingtiga, Derek biantu pendamelanipun,
           -kapingsekawan,mujiaken ,lan nyuwunaken pangapunten sedoyo kalepatanipun dateng tiyangsepuh langkung-langkung ingkang sampun sedo kanti do’a.   
Mekaten ingkang saget kaula aturaken,mugi-mugi kita sedaya dados putra-putri ingkang sholeh lan sholikhah,ingkang tansah bekti dumateng tiyangsepuh. Amin…..
Mekaten ingkang saget kaula aturaken sedaya kalepatan kaula nyuwun punpangapunten


WassalamualaikumWr. Wb.